mukmin.in - Masyarakat Turki Austria telah menuduh perusahaan mainan Lego telah
melakukan tindakan rasisme setelah rilis model Star Wars baru yang
menyerupai bangunan bersejarah masjid Hagia Sophia di Istanbul.
"Apa
yang Lego rekomendasikan orang tua untuk dibeli sebagai hadiah Natal?
Jawabannya adalah rasisme murni, " kata Komunitas Budaya Turki Austria
dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh The Huffington Post pada hari Kamis, 24 Januari sebagaimana dilansir onislam.net.
Kelompok
ini mengacu pada rangkaian maianan baru Jabba the Hutt. Produsen mainan
raksasa Lego dianggap melakukan penghinaan pada model mainan Jabba,
istana Star Wars yang digunakan oleh penjahat merupakan tiruan dari
masjid yang terkenal Sophia Hagia di Istanbul. Kelompok ini menyarakan
bahwa perusahaan menghubungkan kejahatan ke tempat-tempat ibadah Muslim.
Dalam situsnya kelompok di keturunan Turki di Austria ini telah
memasang foto dari gambar atap masjid yang memiliki tingkat
perbandingan 1:1 dengan yang ada pada gambar mainan. Kelompok ini juga
menyebutkan bahwa muadzin digambarkan sebagai seorang kriminal dengan
membawa kapak dan senapan mesin yang disimpan di menara.
"Orang
akan berharap lebih banyak empati dan tanggung jawab dari produsen
mainan yang telah menghasilkan mainan dan model yang baik untuk mengajar
selama beberapa dekade."
Komunitas Turki Austria juga meminta
Lego untuk meminta maaf atas tindakan yang melukai pemeluk agama lain.
Mereka menambahkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan tindakan hukum
terhadap Lego, mendesak orang tua untuk tidak membeli mainan perang atau
mainan diskriminasi dari Lego.
Permintaan maaf
Lego telah menolak tuduhan, menyangkal adanya hubungan antara Istana Jabba dan masjid.
"Kami
menyesal bahwa produk telah menyebabkan anggota komunitas budaya Turki
memilikisebuah interpretasi yang salah, tetapi menunjukkan bahwa ketika
merancang produk hanya isi fiksi dari saga Star Wars yang disebut," kata
juru bicara Lego Katharina Sasse.
Hagia [Aya] Sophia adalah bangunan paling spektakuler di Istanbul.
Merupakan bekas sebuah gereja selama lebih dari 1.000 tahun, dan sebuah
masjid untuk 500 lebih. Gereja itu berubah menjadi masjid setelah
Konstantinopel diambil oleh Sultan Mehmet II pada tahun 1453. [har]
Sumber: muslimdaily.net