Ketika menuai sukses pada awal 90-an band rock Jamrud hadir dengan
formasi 4 personel. Mereka sempat berenam ketika Krisyanto hengkang.
Kini Kris kembali, Jamrud pun berempat lagi.
Pada 2008 silam Kris
(vokal) dan Herman (drum) hengkang dari band Jamrud. Setahun berselang
Jamrud yang menyisakan Aziz MS (gitar) dan Ricky Teddy (bass) maju
dengan 3 personel baru yaitu Donal (vokal), Iwan (vokal), Irwan (gitar)
dan Danny (drum). Lalu Iwan Vox pun masuk sebagai vokalis pendamping
Donal. Mereka sempat merilis dua album tapi tidak menuai sukses yang
sama seperti dulu.
Oktober 2011, ketika kontrak Kris sebagai
solois telah habis, isu Kris dan Jamrud rujuk pun berhembus. Kini Kris
benar-benar resmi kembali bersama cinta lamanya. Mereka pun me-recycle
album bersama Donal dengan judul 'Energi + dari Bumi dan Langit'.
"Kembalinya
Krisyanto sebagai vokalis Jamrud ternyata membawa sebuah keberuntungan
bagi Jamrud, artinya Jamrud dan Krisyanto tidak bisa dipisahkan, kalau
mereka dipisahkan bisa sama-sama lemah," ujar bos label Logiss Records
Log Zhelebour dalam rilis album di Score, Citos, Jakarta Selatan, Jumat
(16/3/2012) tengah malam.
Namun, ada pula laporan
bahwa Krisyanto kini sedang “hijrah” seperti dilakukan rocker era
1980-an, Hari Moekti. Dalam konferensi khilafah internasional 12 Agustus
2007 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Krisyanto
tampak hadir dalam acara tersebut bersama Hari.
Beberapa waktu
lalu beberapa infotainment juga mengendus kabar yang sama. Meski tak
menyebut HTI, namun disebutkan Krisyanto “lengket” dengan pengajian Hari
Moekti. Mengikuti jejak seniornya itu, Kris juga mulai tampil di
panggung acara keislaman yang digelar mahasiswa Unpad dan Muslimuda
Dari dulu sebenarnya saya udah belajar Islam cuma belum spesifik dan
sekadar tahu shalat saja. Nggak tau apa sebenarnya shalat, wudhu
itugimana. Rukun- rukun dan baca surat asal bunyi saja. Alhamdulillah
sekarang tidak asal bunyi lagi. Insya Allah sekarang udah bisa
melafalkandengan baik.''
Dia mengaku awal untuk
mendalami ajaran Islam sekira 2006 lalu, pada saat perjalanan tur
Jamrud di Bali dengan menggunakan pesawat udara. Keinginan belajar
banyak tentang keislaman, diawali dengan kesadaran akan persitiwa
kematian yang bisa kapan menjemput dan menghampiri manusia.
"Saya
tertarik pada Islam itu karena mengingat-ingat usia dan kematian. Kita
hidup ini alamatnya ke mana, pasti meninggal. Dan sering mengingat
kematian itu ketika melakukan perjalanan tur dengan pesawat terbang,"
ujar Krisyanto.
"Kondisi seperti itu saya langsung ingat kematian, dan dari situ pula keimanan muncul dalam hati," katanya.
Pengalaman
perjalanan udara yang mengisnpirasi Kris untuk belajar Islam itu kerap
dialami Kris. Terakhir kali terjadi pada tahun 2006 lalu. Pengalama itu
pulalah yang membuat Kris semakin yakin atas kepastian tibanya kematian
dan kembali pada nilai-nilai spiritual.
Menurut dia, kendati
kematian merupakan peristiwa alamiah, namun tetap mengandung misteri
yang hakikatnya belum terpecahkan oleh akal dan pengetahuan manusia.
Akibatnya, sambung Krisyanto, tidak sedikit manusia yang berpandangan
salah terhadap realitas ini, kemudian memunculkan sikap yang salah pula.
Sementara kematian merupakan sebuah kepastian yang akan datang.
"Jangan sampai kita meninggal dalam keadaan maksiat atau su'ul khotimah, na'udzu min dzalik," imbuhnya.
Pengakuan itulah yang meluncur dari
bibir Krisyanto (42), mantan vokalis Jamrud, saat ditanya tentang
ketertarikannya mendalami Islam. Ia menyadari bahwa manusia tidak akan
selamanya hidup sehat. Pada titik tertentu semua manusia akan menemui
ajalnya. Hal inilah yang menggerakkan hatinya untuk
belajar Islam.
Dari
rasa takut itu, sedikit demi sedikit ia mulai menjalani kehidupan yang
diyakininya membawanya lebih baik. Dosa-dosa lampau yang kerap
mengganggunya membuat pria yang akrab disapa Yanto ini lebih termotivasi
untuk perbaiki diri. ''Bawa amal apa kita bila mati, amal baik saja
belum
tentu diterima,'' tutur pria empat anak ini.
Rasa takut
juga yang mendorongnya untuk mendalami Islam lebih serius lewat
pengajian dan talkshow. Yanto sering
terdengar mengisi acara talkshow tentang keislaman di berbagai wilayah
di Indonesia. Ia bersama rekan eks groupnya Jamrud, Riki Tedi, terus disibukkan dengan kegiatan tersebut.
Ia
menolak mengatakan kegiatan itu sebagai dakwah. ''Hanya berbagi cerita
dan pengalaman spiritual dengan masyarakat dan mahasiswa, kita ditemani
orang yang paham,'' ungkap dia. Ia dan Riki Tedi memang tak sendiri
menyambangi masyarakat. Mereka didampingi Ustad Ali Muslim, yang
mengatur
semua jadwal talkshow dan membantu mereka menerangkan isu-isu keislaman.
Namun kegiatan keagamaannya itu terganggu karena kesibukannya mempersiapkan album solo bertema
sosial yang diluncurkan Juni 2008 lalu. Yanto mengaku . ''Beberapa kali tidak ikut
talkshow, tapi mereka (Ustad Ali dan Riki Tedi) jalan terus. Mereka maklum, tapi bila punya waktu luang saya akan menyempatkan diri,'' ujar dia.
Meski
Sudah beberapa waktu tidak mengikuti kegiatan keagamaan, membaca
Alquran sebisa mungkin tidak ia tinggalkan. Setelah shalat, dia selalu
menyempatkan diri untuk melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Ia mengaku
tidak ingin cepat-cepat khatam Alquran. Dia khawatir bila terlalu cepat
mengkhatam
Aquran bakal membuatnya cepat puas dan berhenti membaca Alquran. Ia
memahami, bahwa setiap Muslim harus terus memelihara kebiasaan membaca
dan mendalami Alquran hingga akhir hayatnya.
Semangatnya belajar
dan memahami Alquran ini pun ia tularkan pada keempat anaknya.
''Anak-anak anak harus ditularkan semangat belajar agama dan Alquran.
Mereka tanggung jawab saya,'' tutur Yanto. Ia pun sedikit demi sedikit
berusaha untuk berdakwah di rumah sendiri. Kepada putrinya, dari
kecil sudah ia ajarkan untuk mengenal jilbab. Istrinya pun sudah berusaha untuk memahami urgensi menutup aurat dengan berjilbab.
Keluarga
pun turut memberikan dorongan padanya untuk mendalami agama. Menurut
dia, keluarganya sangat bersyukur karena dirinya mau belajar agama.
Mereka, kata Yanto, juga merasa tenteram karena berhasil meninggalkan
dunia gemerlap di klab-klab malam.
Ia membenarkan pandangan orang
tentang kehidupan artis dijalaninya selama ini identik dengan hura-hura
dan glamor. Tetapi dengan jalan hidup yang dipilihnya saat ini, Yanto
menjadi lebih sering tinggal di rumah dan menjaga keluarganya.
Sejauh ini ia juga sangat
mensyukuri kehidupannya. Segala rezeki yang diterimanya, dia sambut
dengan rasa syukur. Yanto pun sangat memahami bahwa yang namanya rezeki
itu tidak selalu berupa materi, tetapi juga bisa berupa kesehatan, anak
saleh, dan anugerah-anugerah lain yang ia terima
dalam hidupnya.
Sekarang
Yanto mengaku terpaksa tetap berada di dunia musik karena tidak banyak
pekerjaan lain yang bisa dipilihnya untuk menghidupi anak dan istri.
Sukses, buat dia adalah gabungan antara usaha dan ketentuan Allah SWT.
Sebagai manusia, dia hanya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
meraih kesuksesan. Selanjutnya, dia pasrah pada Allah SWT.
Meski
telah banyak berubah, Yanto menganggap dirinya belum betul-betul
istiqamah dalam menjalani agama dan masih ada sedikit sifat mencintai
dunia. Kini, dia sibuk menyiapkan album religi untuk bisa diluncurkan
Ramadhan tahun ini.
Setelah sempat
hengkang dari Jamrud, kesibukan ayah empat putra ini adalah mendalami
agama Islam. Karena menurut dia, dalam segala gerak langkah kita pada
dasarnya tidak lepas dari kekuasaan Tuhan.
subhanallah.,.,.,.,.